Jumat, 12 Agustus 2011

Museum Pendidikan Indonesia Universitas Negeri Yogyakarta (MPI UNY) menggelar Seminar nasional (Semnas) dengan mengangkat tema “Peran Museum dalam Penyelenggaraan Pendidikan Nasional”. Seminar yang digelar Rabu (27/4) di Gedung Cinema Museum Pendidikan Indonesia UNY menghadirkan panelis Dr. Daud A. Tanudirja (Arkeolog FIB UGM), Ir. Yuwono Sri Suwito (Dewan Budaya Yogyakarta) dan Drs. Budiharjda, MM ( Ex Kepala Museum Vredeburg Yogyakarta). museum.edit_.jpg
Semnas yang dibuka oleh Pembantu Rektor I UNY, Prof. Dr. Nurfina Aznam, Su., Apt, ini dihadiri oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE) UNY  sekaligus penangung jawab MPI UNY Sardiman, AM., M.Pd, beberapa pimpinan Museum di Yogyakarta diantaranya Museum Ulen Sentanu, Museum Sono Budoyo ,Museum Wayang Kayonan dan diikuti oleh sekitar 75 orang peserta.
Daud Aris Tanudirjo, menyampaikan dalam presentasinya; Menurut Lord dan Lord (2001), “Museum yang baik akan menyajikan pamerannya agar dapat menjadi bahan perenungan (contemplation), memahami suatu pengetahuan (comprehension), menemukan pengalaman dan pengetahuan (discovery), dan berinteraksi langsung (interaction) dengan benda dan informasi yang disajikan.”  Sedangkan menurtu Daud sendiri, Museum yang baik adalah yang mengutamakan informasi, sehingga museum menjadi tempat belajar dan meneliti yang menarik. Hal ini tentunya tidak bisa terlepas dari pemandu museum yang dapat membantu meningkatkan pemahaman pengunjung.
Daud juga menambahkan, tampilan interaktif sangat penting bagi museum. Hal ini menunjang museum sebagai sarana pendidikan seperti yang termuat dalam Tujuan Pendidikan Abad 21 oleh UNESCO. Belajar ketrampilan (learn to do), Museum juga sebagai sarana untuk belajar mengetahui (learn to know), Museum juga dapat mengajarkan masalah kepribadian (learn to be) dengan cara mengenali diri sendiri lewat pemahaman tentang anatomi tubuh manusia (isi kepala dan gerakan jantung misalnya) dan tentunya dari museum pengunjung dapat mengetahui jati diri bangsa Indonesia dan memunculkan rasa kebanggan dan kebersamaan (learn to live together). Daud juga menegaskan, “Museum harus mampu menciptakan dirinya sebagai tempat belajar (Temple of Learning) yang memberikan pengalaman pengalaman mengesankan”, tegas Danu. Ia juga menambahkan di akhir presentasinya  kalau museum-museum Indonesia dapat menjadi tempat mendidik, maka museum memberikan pencerahan dan mendapat tempat di hati masyarakat.
Sedangkan Budihardja menyampaikan manfaat museum dari sisi intern museum sebagai institusi, tempat berlatih dan meningkatkan kemampuan berbagai aspek permuseuman; konservasi, penataan pameran, kurator, registrasi / pencatatan, tata kelola, akademik informasi, dll. Sedang untuk khalayak umum / pelajar museum menjadi sumber belajar menambah pengetahuan  karena mendapat informasi akurat, dugaan rekonstruksi , tafsiran, katalog, leaflet, brosur dan majalah. Dan bagi peneliti bermanfaat untuk mencari sumber data untuk berbagai kajian.  Sementara Yuwono Sri Suwito mengatakan pengunjung museum dapat melakukan banyak hal di museum (something to do). Pengunjung dapat melakukan sesuatu dengan  self teaching dan pengunjung dapat melakukan sesuatu yang akan memberi nilai pengalaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar